Harga emas telah mendapatkan daya tarik karena para trader mengantisipasi rilis data PDB AS. Kamis lalu, harga emas (XAUUSD) rebound dari posisi terendah mingguan di area di bawah $2.500 per troy ons. Ekspektasi penurunan suku bunga AS kemungkinan akan meningkatkan permintaan emas, karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk menyimpan emas yang tidak memberikan imbal hasil. Selain itu, ketidakpastian politik di AS, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan kekhawatiran ekonomi global juga berkontribusi pada tren kenaikan logam mulia ini.
John Reade, Kepala Strategi Pasar di World Gold Council, mencatat bahwa permintaan emas akan terus didorong oleh pasar-pasar negara berkembang, terutama China, India, dan Turki. Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S, menyebutkan bahwa data AS baru-baru ini belum memberikan dukungan tambahan untuk emas, sehingga para trader mempertimbangkan untuk membukukan keuntungan setelah reli yang berkepanjangan.
Permintaan baru untuk Dolar AS dapat berdampak negatif pada harga emas dalam mata uang USD, membuat emas menjadi lebih mahal bagi sebagian besar pembeli. Para investor memantau dengan seksama estimasi kedua Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua (Q2) untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai rencana penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed). Selain itu, data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS untuk bulan Juli, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat, akan menjadi fokus utama.
Perak juga menarik perhatian, dengan harga (XAGUSD) naik di atas $29.00 karena investor fokus pada data PDB AS. Harga perak naik tipis menjadi hampir $29,45 selama awal sesi Eropa pada hari Kamis. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan melemahnya Dolar AS, di tengah ekspektasi penurunan suku bunga the Fed, memberikan dukungan untuk logam putih ini.
Antisipasi pelonggaran kebijakan moneter oleh the Fed di bulan September memberikan tekanan jual pada Greenback, yang pada gilirannya mendukung harga perak dalam mata uang USD dengan membuat perak menjadi lebih murah bagi sebagian besar pembeli. Para pelaku pasar juga mengamati dengan seksama ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, terutama konflik yang melibatkan Israel dan Hizbullah, karena setiap eskalasi dapat meningkatkan harga perak lebih lanjut.
Di sisi lain, Dolar AS yang lebih kuat dapat menurunkan harga perak. Rilis data PDB AS yang disetahunkan dan Indeks Harga PCE dapat memberikan indikasi lebih lanjut mengenai lintasan suku bunga AS. Ekonomi AS diperkirakan tumbuh 2,8% pada kuartal kedua, sementara pengukur inflasi pilihan The Fed, Core PCE, memproyeksikan naik dari 2,6% menjadi 2,7% dari tahun ke tahun pada bulan Juli.
Pasar emas dan perak mengalami pergerakan signifikan yang dipengaruhi oleh kombinasi data ekonomi, ketegangan geopolitik, dan ekspektasi kebijakan moneter. Ketika para trader dan investor menyikapi faktor-faktor ini, harga logam mulia kemungkinan akan tetap fluktuatif, dengan potensi kenaikan lebih lanjut tergantung pada indikator ekonomi dan perkembangan geopolitik mendatang.