Gas Alam. Musim dingin akan datang!

11.09.2024

|

Harga gas alam mengalami fluktuasi yang signifikan karena berbagai faktor global. Penurunan konsumsi energi di AS dan Eropa telah memberikan tekanan pada harga, sementara ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, telah mengganggu perdagangan global dan pasokan energi. Selain itu, Eropa sedang bergulat dengan dampak krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Sebelum invasi besar-besaran pada Februari 2022, Rusia merupakan pemasok utama gas alam ke Eropa dan menyediakan sekitar 40% kebutuhannya. Invasi tersebut menyebabkan berkurangnya pasokan secara drastis, menyebabkan harga gas melonjak dan berkontribusi terhadap krisis biaya hidup di seluruh benua. Sebagai tanggapannya, pemerintah dan dunia usaha di Eropa secara aktif mencari sumber energi alternatif.

Secara historis, Eropa sangat bergantung pada gas Rusia yang diangkut melalui pipa. Namun, invasi tersebut mendorong peralihan ke gas alam cair (LNG), dan negara-negara seperti Jerman dengan cepat membangun terminal impor terapung untuk mengamankan pasokan alternatif. Menurut Simone Tagliapietra, analis energi di lembaga think tank Bruegel, pasar gas Eropa saat ini memiliki pasokan yang baik.

Namun demikian, meski ada upaya untuk melakukan diversifikasi, gas Rusia terus mengalir ke Eropa. Austria, misalnya, telah meningkatkan impor gas Rusia dari 80% menjadi 98% selama dua tahun terakhir. Italia, meski mengurangi impor langsung, masih menerima gas yang bersumber dari Rusia melalui Austria. Gas alam dari Siberia Barat mengalir melalui pipa melintasi perbatasan Ukraina ke Uni Eropa, memasok ke negara-negara seperti Austria, Slovakia, dan Hongaria. Armida van Rijd, peneliti senior di Royal Institute of International Affairs, mencatat bahwa meskipun upaya Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia patut dipuji, diversifikasi pasokan energi secara penuh masih menjadi tantangan besar di tengah tingginya inflasi dan krisis biaya hidup.

Saat musim dingin mendekat, harga gas alam di Eropa mungkin naik karena meningkatnya permintaan yang didorong oleh cuaca dingin. Suhu malam hari di Eropa telah turun di bawah norma musiman, menunjukkan musim dingin yang akan datang akan lebih dingin dan potensi konsumsi energi akan lebih tinggi. Pandangan ini didukung oleh Badan Informasi Energi AS (EIA), yang mengantisipasi peningkatan permintaan pemanas seiring turunnya suhu.

Ulasan pasar

Meroketnya Harga emas di tengah perang Israel-Hamas

Harga emas baru-baru ini menunjukkan pemulihan signifikan, naik lebih dari 1,0 diperdagangkan pada kisaran $2.660 per troy ounce. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik menyusul invasi tentara Israel ke Lebanon, sehingga meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe-haven. Sejumlah faktor telah berkontribusi terhadap pergerakan harga emas baru-baru ini.

Pasar minyak utama beralih investasi

Arab Saudi siap mengubah strategi produksi minyaknya, menjauh dari target tidak resminya sebesar $100 per barel. Perubahan ini terjadi saat kerajaan tersebut bersiap untuk meningkatkan produksi minyak bulanannya secara bertahap, dengan tujuan menambah total 1 juta barel per hari pada Desember 2025. Perubahan kebijakan ini mengakui pelemahan harga minyak saat ini dan bertujuan untuk menstabilkan pasar sambil memastikan stabilitas ekonomi kerajaan melalui sumber pendanaan alternatif.

Raksasa teknologi Tiongkok siap melaju

Keputusan baru-baru ini oleh People's Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga telah berdampak signifikan terhadap pasar keuangan. Langkah yang ditujukan untuk merevitalisasi ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah menghasilkan profit besar pada saham-saham dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Cina.

Gas Alam. Musim dingin akan datang!

Harga gas alam mengalami fluktuasi yang signifikan karena berbagai faktor global. Penurunan konsumsi energi di AS dan Eropa telah memberikan tekanan pada harga, sementara ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, telah mengganggu perdagangan global dan pasokan energi. Selain itu, Eropa sedang bergulat dengan dampak krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Ketidakpastian Bitcoin

Bitcoin (BTC) mengalami penurunan di awal perdagangan pada Jumat, 6 September, menyusul penurunan lebih dari 3% di hari sebelumnya. Para pelaku pasar telah mengantisipasi penurunan suku bunga federal fund sebesar 25 basis poin, yang berpotensi mendorong mata uang kripto legendaris ini. Namun, Bitcoin telah turun sekitar 24% sejak rekor tertingginya pada 14 Maret, karena kurangnya narasi baru untuk mendorong sentimen bullish.

Guncangan Pasar Minyak: Beli atau Jual?

Harga minyak telah bergerak menurun akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan produksi OPEC+ dari Oktober. Selain itu, tanda-tanda lemahnya permintaan di negara-negara ekonomi utama seperti Cina dan Amerika Serikat telah meningkatkan kekhawatiran mengenai pertumbuhan konsumsi mendatang.

Emas dan Perak Naik Lagi

Pasar emas saat ini mengalami momentum positif, dengan harga diperdagangkan di wilayah yang menguntungkan pada chart harian. Meskipun dibatasi oleh batas atas kenaikan lima bulan dan level tertinggi sepanjang masa, prospek keseluruhan tetap bullish karena berbaga peristiwa terkini.

Ambisi Pertumbuhan YEN

Pasangan mata uang USDJPY mengalami penurunan signifikan menyusul pernyataan dovish Ketua Federal Reserve Jerome Powell Jumat lalu. Tren penurunan ini berlanjut hingga pagi hari 26 Agustus, diperburuk oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Hizbullah selama akhir pekan. Analis dari Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC), Frances Cheung dan Christopher Wong, telah mencatat perkembangan ini.