Berinvestasi Menjelang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

19.08.2024

|

Wall Street ramai dengan spekulasi Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan mengumumkan pemangkasan suku bunga mendatang pada konferensi tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming. Antisipasi ini memiliki dampak signifikan bagi pengelola uang yang baru-baru ini berinvestasi besar-besaran pada saham Big Tech, yang mendorong Indeks S&P 500 ke titik tertinggi barunya. Pasar sangat mengharapkan The Fed untuk mulai mengurangi biaya pinjaman pada pertemuan September nanti.

Potensi pengumuman kejutan dapat mengganggu rebound S&P 500 sebesar $3,3 triliun,seiring dengan ketakutan pertumbuhan global di awal Agustus yang memicu aksi jual terburuk tahun ini. Meski demikian, para investor kembali memegang kendali, dengan tolok ukur ekuitas pada tujuh sesi kemenangan beruntun. Investor menggelontorkan $5,5 miliar ke ekuitas AS dalam seminggu hingga Rabu, menurut data EPFR Global yang dikutip oleh Bank of America Corp.

Bill Dudley, kolumnis Bloomberg Opinion dan mantan kepala The Fed New York, berpendapat jika Powell nampaknya menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang ketat tidak lagi diperlukan. Namun, Dudley tidak mengharapkan Powell untuk menentukan besaran pemotongan pertama, khususnya dengan laporan pekerjaan yang akan dirilis pada 6 September, yang akan dipertimbangkan oleh Fed sebelum keputusan kebijakan berikutnya pada 18 September.

Wall Street berharap gejolak pasar terburuk musim panas ini selesai, dengan S&P 500 hanya 2% di bawah titik tertingginya sepanjang masa. Para trader mengantisipasi pasar yang tenang ke depannya, sebagaimana dibuktikan oleh minat terbuka yang tinggi pada opsi taruhan pada penurunan Indeks Volatilitas Cboe, relatif terhadap kontrak yang bertaruh pada keuntungan.

Terlepas dari optimisme ini, para trader telah mengurangi taruhan besar mereka pada penurunan suku bunga September, sekarang diperkirakan sekitar 30 basis poin pelonggaran bulan depan. Ini menunjukkan bahwa risiko pasar yang dirasakan dari Jackson Hole berkurang, dengan investor yang tidak lagi mengharapkan pemotongan agresif, yang secara historis telah digunakan untuk melawan perlambatan pertumbuhan, menurut Hainlin dari US Bank.

Pidato ketua Fed di Jackson Hole biasanya tidak berdampak signifikan pada pasar saham kecuali jika pidato tersebut mendahului perubahan besar dalam kebijakan moneter. Penampilan Powell di Jackson Hole pada Agustus 2022, dimana dia memperingatkan perlunya mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk memerangi inflasi, masih segar dalam ingatan para trader. Saham anjlok 3,4% hari itu dan anjlok 3,3% lagi pada minggu berikutnya.

Dengan tiga pertemuan penetapan kebijakan yang tersisa pada 2024, para trader bertaruh bahwa Fed akan menanggapi tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dengan memangkas suku bunga karena inflasi semakin mendekati target 2%. Harga konsumen yang mendasarinya menurun untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan Juli, sedangkan data penjualan ritel yang kuat menunjukkan belanja konsumen yang kuat, yang memungkinkan para pejabat untuk mempertimbangkan sikap kebijakan yang tidak terlalu agresif.

Wall Street memperpanjang kenaikannya seiring melemahanya dolar pada hari Senin, menyusul kinerja pasar saham yang kuat minggu lalu. Harapan bahwa ekonomi AS akan terhindar dari resesi dan bahwa inflasi yang mendingin akan menyebabkan siklus pemotongan suku bunga telah menopang pasar.

Di AS, anggota Federal Reserve Mary Daly dan Austan Goolsbee baru-baru ini menyoroti kemungkinan pelonggaran pada bulan September. Berita acara rapat kebijakan terakhir, yang akan dirilis minggu ini, diharapkan akan memperkuat pandangan dovish ini. Pasar berjangka memperkirakan pergerakan seperempat poin, dengan peluang 25% untuk pemotongan 50 basis poin, tergantung pada laporan penggajian yang akan datang.

The Fed tidak sendirian dalam mempertimbangkan kebijakan yang lebih longgar. Bank sentral Swedia juga diperkirakan memangkas suku bunga minggu ini, berpotensi melebihi 50 basis poin. Di pasar mata uang, dolar turun 0,77% ke 146,47 yen, sementara euro menguat ke $1,103, tepat di bawah puncak minggu lalu di $1,1034.

Bahkan ketika pasar telah stabil, penting untuk diingat bahwa fundamental ekonomi dibalik aksi jual pasar global dua minggu lalu belum sepenuhnya hilang, seperti yang dicatat oleh ahli strategi makro Deutsche Bank Henry Allen.

Ulasan pasar

Meroketnya Harga emas di tengah perang Israel-Hamas

Harga emas baru-baru ini menunjukkan pemulihan signifikan, naik lebih dari 1,0 diperdagangkan pada kisaran $2.660 per troy ounce. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik menyusul invasi tentara Israel ke Lebanon, sehingga meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe-haven. Sejumlah faktor telah berkontribusi terhadap pergerakan harga emas baru-baru ini.

Pasar minyak utama beralih investasi

Arab Saudi siap mengubah strategi produksi minyaknya, menjauh dari target tidak resminya sebesar $100 per barel. Perubahan ini terjadi saat kerajaan tersebut bersiap untuk meningkatkan produksi minyak bulanannya secara bertahap, dengan tujuan menambah total 1 juta barel per hari pada Desember 2025. Perubahan kebijakan ini mengakui pelemahan harga minyak saat ini dan bertujuan untuk menstabilkan pasar sambil memastikan stabilitas ekonomi kerajaan melalui sumber pendanaan alternatif.

Raksasa teknologi Tiongkok siap melaju

Keputusan baru-baru ini oleh People's Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga telah berdampak signifikan terhadap pasar keuangan. Langkah yang ditujukan untuk merevitalisasi ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah menghasilkan profit besar pada saham-saham dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Cina.

Gas Alam. Musim dingin akan datang!

Harga gas alam mengalami fluktuasi yang signifikan karena berbagai faktor global. Penurunan konsumsi energi di AS dan Eropa telah memberikan tekanan pada harga, sementara ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, telah mengganggu perdagangan global dan pasokan energi. Selain itu, Eropa sedang bergulat dengan dampak krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Ketidakpastian Bitcoin

Bitcoin (BTC) mengalami penurunan di awal perdagangan pada Jumat, 6 September, menyusul penurunan lebih dari 3% di hari sebelumnya. Para pelaku pasar telah mengantisipasi penurunan suku bunga federal fund sebesar 25 basis poin, yang berpotensi mendorong mata uang kripto legendaris ini. Namun, Bitcoin telah turun sekitar 24% sejak rekor tertingginya pada 14 Maret, karena kurangnya narasi baru untuk mendorong sentimen bullish.

Guncangan Pasar Minyak: Beli atau Jual?

Harga minyak telah bergerak menurun akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan produksi OPEC+ dari Oktober. Selain itu, tanda-tanda lemahnya permintaan di negara-negara ekonomi utama seperti Cina dan Amerika Serikat telah meningkatkan kekhawatiran mengenai pertumbuhan konsumsi mendatang.

Emas dan Perak Naik Lagi

Pasar emas saat ini mengalami momentum positif, dengan harga diperdagangkan di wilayah yang menguntungkan pada chart harian. Meskipun dibatasi oleh batas atas kenaikan lima bulan dan level tertinggi sepanjang masa, prospek keseluruhan tetap bullish karena berbaga peristiwa terkini.

Ambisi Pertumbuhan YEN

Pasangan mata uang USDJPY mengalami penurunan signifikan menyusul pernyataan dovish Ketua Federal Reserve Jerome Powell Jumat lalu. Tren penurunan ini berlanjut hingga pagi hari 26 Agustus, diperburuk oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Hizbullah selama akhir pekan. Analis dari Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC), Frances Cheung dan Christopher Wong, telah mencatat perkembangan ini.